MAMUJU, DIKITA.id – Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Mohamad Reza meminta Lembaga Penyiaran (LP) tampil terdepan sebagai corong utama para penyintas gempa untuk kebenaran informasi. Hal itu penting. Sebab, adanya simpang siur pemberitaan terkait bencana gempa yang merisaukan masyarakat.
Hal tersebut dikatakan Mohammad Reza saat berkunjung ke stadion RRI Mamuju dan TVRI Sulbar melihat proses siaran pasca gempa yang mengguncang Mamuju dan Majene pertengahan Jumat (15/1) lalu.
Dalam kunjungan tersebut, turut hadir mendampingi Ketua dan Anggota KPID Sulawesi Barat April Ashari Hardi, Budiman Imran, Masram, Buaran Riandhy, Urwa, dan Ketua dan Anggota KPID Sulawesi Selatan, Muh. Hasrul Hasan serta Koord. Bidang PS2P KPID Sulawesi Selatan, Riswansah Muchsin.
“Lembaga penyiaran harus tampil didepan memberikan informasi dengan narasi-narasi yang menyejukkan bagi para pengungsi ditengah traumatik yang menimpanya,” hal ini diungkapkan Komisioner KPI Pusat di Mamuju, Kamis, (11/2).
Komisioner bidang Pengelolaan Struktur dan Sistem penyiaran itu, saat berkunjung ke RRI Mamuju dan TVRI Sulbar menyerukan agar lembaga penyiaran memberi informasi untuk tetap memberikan informasi penanganan bencana untuk masyarakat.
“Saya meminta agar lembaga penyiaran menjadi sentral informasi penanganan bencana, saat bencana kita butuh bergandengan tangan agar masyarakat tidak mendapatkan informasi yang bohong,” ujar Mohamad Reza.
Olehnya, dia berharap lembaga penyiaran di daerah itu bersinergi dengan KPID dan pemerintah daerah dalam melakukan mitigasi bencana, melakukan trauma audio, memproduksi suatu siaran kemudian meminta lembaga penyiaran untuk menyiarkan diwaktu-waktu tertentu.
Kedua LPP (RRI Mamuju dan TVRI Sulbar) yang berpusat di Mamuju tersebut tetap melakukan siaran memberikan perkembangan informasi seputar gempa dan pencegahanCovif-19 kepada masyarakat Sulawesi Barat meskipun dengan keadaan studio ditenda darurat.
Komentar