Surat Kaleng Pilkada, Maenunis: Tuannya Sedang Memainkan Playing Victim

MAMUJU, DIKITA.id – Kontestasi Politik kerap memainkan sejumlah strategi dan manuver untuk mengejar target tertentu. Meski terkesan instan dan massif, akan tetapi langkah ini kerap berbalik menjadi senjata makan tuan, jika tidak tepat timing.

Hal ini diungkap oleh Direktur Logos Politika, Maenunis. Menurutnya, ada dua kondisi yang paling menggambar seseorang memainkan manuver Playing Victim.

“Dalam situasi seperti Pilkada, Playing Victim atau “bermain korban” itu umumnya dilakukan dalam kondisi dimana pihak yang melakukannya berada di posisi genting sehingga merasa perlu melakukan pergerakan instan dan massif. Secara teori, yang melakukannya sudah merasa kalah,” bebernya.

Maenunis juga memberikan catatan penting dalam manuver “Surat Kaleng Pilkada” yang dialamatkan kepada kelompok masyarakat tertentu ala Playing Victim.

“Secara strategis, politik “bermain menjadi korban” itu justru akan menjadi senjata makan tuan jika dilakukan tidak tepat timing. Dilakukan pada sisa satu dua hari sebelum pencoblosan misalnya, akan menjadi sangat riskan sebab pasti dilakukan secara serampangan,” imbuhnya.

Ia menuturkan, pelaku Playing Victim sebenarnya sangat mudah diidentifikasi.

Misalnya, jika di Pilkada Mamuju ada surat kaleng yang menyampaikan “Jangan Pilih Orang Jakarta, Karena Orang Jakarta Itu Jahat” maka pelaku yang sebenarnya pastilah oknum calon yang bersal dari Jakarta itu sendiri, sebab ingin menarik simpati masyarakat, terangnya.

“Pelaku Playing Victim sangat mudah diidentifikasi. Cukup lihat narasi dan objektifikasinya, jika sesuai, maka itulah subjeknya atau aktornya. Misalnya, jika narasi surat kalengnya mendeskreditkan identitas tertentu seperti daerah atau personifikasi tertentu, maka dipastikan pelakunya adalah orang yang erat hubungannya dengan narasi dan objek Playing Victim itu. Pelakunya sedang bermain menjadi korban untuk menarik simpatik.” kuncinya.

mae/rfa

image_pdfimage_print
Spread the love

Komentar