Kerajaan Mamuju Gelar Massossor Manurung, Bupati Buka Ruang Sinergitas

MAMUJU, DIKITA.id – Bupati Mamuju Hj. Sitti Sutinah Suhardi mengikuti ritual adat Mamuju yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali pada tahun ganjil, Massossor Manurung. Massossor Manurung sendiri merupakan ritual pencucian atau pembersihan pusaka Kerajaan Mamuju. Ritual ini merupakan rangkaian dari perayaan Hari Ulang tahun Mamuju yang ke-483.

Bupati Mamuju Hj.Sitti Sutinah Suhardi, menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan tersebut. lewat sambutannya Sutinah Mengatakan kegiatan yang sakral dan penuh nilai filosofis terhadap adat dan kepercayaan masyarakat seperti Massossor Manurung harus di lestarikan, bukan hanya sebagai sesuatu yng bersifat seremonial, tapi juga sebagai sebuah nilai identitas yang merupakan kekayaan pembeda dari kebudayaan lain.

Ia menambahkan, nilai-nilai budaya bisa membawa sesuatu yang dapat digunakan demi mendorong kemajuan di berbagai dimensi pembangunan seperti kepariwisataan.

Lebih lanjut Sutinah Suhardi mengajak semua pihak untuk selalu membuka ruang sinergi dan komunikasi agar semua potensi yang dimiliki bisa disatukan demi menghadirkan kemajuan sebagaimana yang diharapkan.

“Saya juga mengajak agar kita senantiasa mempertahankan dan menjaga kekayaan budaya yang kita miliki, sehingga kita sebagai orang Mamuju mampu memberi warna pada dinamika sosial, tidak tergerus oleh kemajuan zaman. Dengan semangat kebersamaan dan rasa memiliki terhadap daerah yang kita cintai, niscaya Bumi Manakarra akan semakin Keren sebab ditunjang dengan kearifan lokal dan kekayaan budaya yang penuh nilai filosofis serta sumberdaya yang senantiasa berpikir maju,” ungkapnya, Kamis, (13/7).

Di lain pihak, Maradika Mamuju Bau Akram Dai menyampaikan pesan tentang pelestarian nilai budaya.

“Kita akan bahu membahu dengan pemerintah daerah untuk menghidupkan tarian dan nyanyian daerah yang mulai ditinggalkan. Insya Allah ke depan secara menyeluruh se-Kabupaten Mamuju akan terus kita dorong untuk kelestariannya,” katanya.

Maradika Mamuju juga mengibaratkan Manurung adalah perlambang kehidupan yang malaqbi. “Tanah Mamuju akan selalu subur, indah dan aman jika kita hidup dalam harmoni. Mari kita bersinergi untuk terus mewujudkan itu.”

Turut hadir dalam acara ini, perwakilan Raja Gowa serta anggota Kerukunan Masyarakat Bali dan perwakilan instansi vertikal se-Kabupaten Mamuju.

rf/rfa

Adv.

image_pdfimage_print
Spread the love

Komentar