Ekonomi Mamuju; Inflasi Tertinggi di Indonesia dan Menuju Pemulihan

Oleh : Rahmat Hidayat (Direktur LEMI HMI Cab. Yogyakarta)

OPINI, DIKITA.id – Indonesia saat ini sedang diguncang berbagai permasalahan yang memberikan dampak keterpurukan ekonomi saat ini, hal ini tidak luput karena dilematik pemerintah untuk memberikan kebijakan untuk menuntaskan masalah kesehatan yaitu hadirnya Covid-19 pada (02/03/2019) dan hadirnya kebijakan pembatasan masyarakat yang berimbas pada aktivitas ekonomi Indonesia mengalami krisis yang ditandai dengan minusnya kuartal III 2020 sebesar 3,49% yang dimana sebelumnya di kuartal II sebesar 5,32% yang disampaikan BPS melalui konferensi pers yang digelar virtual (05/11/2021).

Berselang peristiwa Indonesia 2019-2021 saat ini sangat cukup panjang menghadapi berbagai persoalan baik itu politik, ekonomi, kesehatan dan bencana alam di berbagai daerah Indonesia. Di awal tahun 2021 Cukup memberi perhatian di Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kota Mamuju, Sulawesi Barat, mengalami inflasi tertinggi di Indonesia. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan BPS terhadap harga konsumen, 90 kota di Indonesia pada bulan Februari 2021 menunjukan bahwa 56 kota mengalami inflasi dan 34 kota mengalami deflasi. Hal ini, inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Mamuju sebesar 1,12 persen dan terendah di Tasikmalaya dan Sumenep masing masing sebesar 0,02 persen sedangkan kota yang mengalami deflasi tertinggi terjadi di Gunungsitoli sebesar 1,55 persen dan terendah di Malang dan Tarakang masing-masing sebesar 0,01 persen.

Sedangkan untuk perubahan indeks tahunan kalender pada februari 2021 di Mamuju mencatat terjadinya inflasi 2,57 persen dan tingkat perubahan indek tahun ketahun yaitu (Februari 2021 terhadap Februari 2020) menunjukan adanya inflasi sebesar 3,58 persen. Halnya ini tentunya inflasi bulan Februari 2021 memiliki faktor kenaikan berubah andilnya kelompok Pengeluaran tinggi yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,32 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,5 persen, kelompok kesehatan 0,23 dan terakhir transportasi 2,15 persen.

Tentunya, penyebab Mamuju inflasi tertinggi di Indonesia adalah bencana alam berupa gempa bumi yang terjadi pada kamis 15 Januari 2021 pukul 01.28 WITA dengan kekuatan 6,2 M terjadi di darat, tepatnya 4 km arah baru laut Majene, Sulawesi Barat (BNPB). Gempa yang mengguncang Mamuju memberikan banyak kerugian masyarakat khususnya Mamuju dan pasca gempah Mamuju ini memberikan penghambatan aktivitas ekonomi masyarakat yang memiliki keterbatasan suplai kebutuhan sandang, papan, dan pangan mereka.

Keadaan ini harusnya memberikan respon cepat pemerintah Mamuju untuk bangkit kembali pasca gempa bumi yang melanda. Masa transisi peralihan pemerintah Mamuju juga memberi reaksi lambat untuk memberikan penanganan masyarakat, sehingga penanganan hanya dilakukan berbagai relawan yang datang dari berbagai daerah lain ke Mamuju. Peristiwa ini tentunya harus ditangani secara cepat dan tepat, mengingat keadaan ekonomi Mamuju dari 2016 sampai 2020 terus mengalami peningkatan jumlah penduduk miskin dan terancam akan bertambah lagi di 2021.

Untuk bangkit kembali tentunya pemerintah Mamuju harus bekerja keras bersama masyarakat bergerak memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi, sedangkan pemerintah turut memberikan penangan perbaikan rumah masyarakat yang rusak dan memberikan keringanan pembayaran listrik untuk masyarakat karena salah satu faktor kelompok penyumbang inflasi saat ini. Bukan hanya itu, untuk sektor kesehatan perlu meng suplai ketersediaan obat-obatan dan produk kesehatan yang mengalami inflasi sebesar 0,52 persen agar masyarakat mudah mengakses kebutuhan kesehatan mereka.

Begitu pun dengan transportasi menjadi penyumbang inflasi 2,15 persen. pada sub sektor jasa angkutan penumpang inflasi sebesar 10,01 persen, tentunya pemerintah berupaya memperbaiki fasilitas angkutan umum seperti Jalan, Terminal dan Jalur udara yang terdampak kerusakan beraktivitas kembali. Dengan fasilitas kendaraan umum mengalami perbaikan tentunya akan mendorong membaiknya aktivitas sub sektor Jasa pengiriman barang yang saat ini mengalami inflasi 9,37 persen.

Selain menangani sektor kesehatan dan transportasi, tentunya yang paling tidak boleh luput dari peran pemerintah untuk menangani sektor makan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 2,32 persen tertinggi berbagai sektor yang ada, dalam sub sektornya lebih fokus keĀ  penanganan ketersediaan makanan pada komoditas yang mengalami inflasi yaitu: ikan cakalang 0,28 persen, ikan layang 0,19 persen, ikan tongkol 0,18 persen, ikan baronang 0,06 persen dan ikan tude 0,05 persen. Hal ini tentunya pemerintah harus memberikan intensif ke para nelayan untuk kembali bekerja dan dinas terkait perikanan tentunya harus turun lebih cepat mencari penuntasan permasalahan ini.

Menjelang bulan suci ramadhan yang kurang lima puluh hari lagi, tentunya menjadi kesiapan pemerintah Mamuju untuk bergerak cepat dengan dinas pertanian dan dinas kelautan dan perikanan mamuju untuk mendata dan memberikan regulasi terhadap barang yang langka pasca gempa Mamuju dan potensi kelangkaan bahan pokok saat bulan ramadhan dan sampai hari raya idul fitri nantinya.

Sumber Data:

BNPB. (2021, Januari 15). Retrieved from Gempa Kabupaten Majene Sulawesi Barat. (BNPB, 2021)
statistik, b. r. (2021, Maret 01). hal 2-5. Retrieved from Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi. (statistik, 2021)
https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/11/130600623/diumumkan-awal-maret-ahli–virus-corona-masuk-indonesia-dari-januari
https://nasional.kontan.co.id/news/perekonomian-kuartal-iii-2020-minus-349-yoy-indonesia-resesi

Foto : Rahmat Hidayat (Direktur LEMI HMI Cab. Yogyakarta).
image_pdfimage_print
Spread the love

Komentar