5 Bulan Terakhir Meningkat, Satgas Covid-19 Mamasa Gagal?

MAMASA, DIKITA.id – Pasien terpapar virus corona di Kabupaten Mamasa terus meningkat. Saat ini, Jumlah kasusu terkonformasi positif sebanyak 123 orang. 92 orang sembuh, 23 isolasi mandiri, empat orang dirawat dan empat diantaranya meninggal dunia.

Terus meningkatnya pasien terpapar virus Corona di Bumi Kondosapata’ ini tentu menjadi suatu kegagalan Pemerintah Kabupaten Mamasa dalam mencegah penularan virus berasal dari Wuhan, China ini.

Bagaimana tidak, jika dibandingkan dengan penanganan Covid-19, bulan April sampai dengan bulan Agustus 2020, Kabupaten Mamasa mampu menekan pasien terkonfirmasi positif hingga 10 pasien dalam kurun waktu 5 bulan. Namun dari bulan Agustus 2021 sampa Februari 2021, pasien terkonfirmasi positif berjumlah 109 orang. Meningkat drastis.

Dalam kurun waktu lima bulan terakhir ini, Satgas Covid-19 Mamasa, seolah pasrah dengan dalam menekan penyebaran virus ini. Tidak ada fasilitas isolasi mandiri disiapkan untuk pasien terkonfirmasi yang memadai seperti penangangan sebelumnya.

“Beberapa pasien yang terkonformasi positif di Kabupaten Mamasa, dilakukan Isolasi Mandiri di rumah masing-masing dengan fasilitas seadanya, tanpa mendapat pengawasan dari Puskesmas setempat,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa, Amos Pampabone, Selasa (9/2).

Tidak adanya pengawasan dari Puskesmas setempat, seolah menjadi pembiaran terhadap pasien terkonfirmasi. Mereka yang menjalani isolasi mandiri tidak terkontrol. Dengan begitu, tentu menjadi pemicu meningkat penyebaran virus Corona.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) Nomor HK 01.07/Menkes 446/2021, tentang penggunaan rapid diagnostic test antigen atau biasa disebut swab antigen dalam pemeriksaan Covid-19. Hanya menunggu 15 menit hasilnya sudah keluar.

Dengan adanya swab antigen, dapat mempermudah diagnosa. Meski begitu penanganan Covid-19 tidak ada akan pernah maksimal tanpa adanya fasilitas yang memadai disiapkan bagi orang-orang yang telah dinyatakan positif seperti pada penanganan awal tahun 2020.

Diawal pademi Covid-19, Pemerintah Kabupaten Mamasa melalui Satgas Covid-19 Mamasa begitu massif untuk menekan penyebarannya. Mereka melakukan screening di perbatasan Kabupaten Mamasa-Kabupaten Polewali Mandar (Polman), kemudian disiapkan tempat Isolasi Mandiri bagi warga Mamasa yang datang dari luar daerah.

“Penangan seperti yang dilakukan saat itu terbilang berhasil menekan angka positif, bahkan saat diterapkan, Mamasa masuk dalam zona hijau meskipun diapit daerah-daerah yang zona merah. Setelah new normal diterapkan, orang-orang yang terkonformasi positif meningkat,” ungkapnya.

Jika saja Satgas Covid-19 Mamasa melakukan pencegahan dengan baik dalam lima bulan terakhir ini, pasien terkonformasi positif di Kabupaten Mamasa tidak akan meningkat drastis saat ini. Saat ini Pemkab Mamasa hanya melakukan penindakan saja bagi pasien yang terkonformasi positif tanpa ada pencegahan.

Kelemahan yang terjadi di Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa saat ini tidak adanya program inovasi yang dilakukan oleh Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit (P2P), khususnya pencegahannya, hanya melakukan penanganan dan penindakan.

“Seharusnya meningkatkan pencegahannya agar pasien terkonformasi positif tidak meningkat lagi,” tutup Amos.

wa/zul/rfa

image_pdfimage_print
Spread the love

Komentar