Sholat Tarwih Di Rumah Saja Sebagai Topik Pesantren Ramadhan Virtual UMI Hari Ke-20

MAKASSAR, DIKITA.id – Sholat tarawih di rumah saja sebagai topik Pesantren Ramadan Virtual UMI hari ke-20 bulan Ramadan 1441 H, dengan narasumber Dr H M Akil MH atau Wakil Dekan IV Fakultas Kedokteran UMI, Rabu (13/5/2020). Hadir Host Dr H M Ishaq Shamad MA dan Dr Hj Nurjannah Abna MPd, sejumlah siswi SLTA dan mahasiswa.

Dr M Akil menjelaskan, sholat tarawih di rumah sebagai wujud kepedulian umat Islam kepada sesama, sebagaimana kaidah ushul fiqhi laa dharaarah walaa dhiraarah (jangan mencelakakan diri dan orang lain). “Dengan sholat tarawih di rumah, berarti kita sudah ikut serta menjaga diri dan orang lain untuk tidak tertular virus Covid-19,” jelasnya.

Ditambahkan, walaupun sholat tarawih di rumah, insyaa Allah tidak mengurangi nilai pahala ibadah tarawihnya, dibanding sholat tarawih di masjid. Sebab Allah Maha tahu terhadap kondisi yang dialami hambaNya,” tambahnya.

Host Dr M Ishaq Shamad menambahkan kaidah ushul fiqhi merupakan ketentuan-ketentuan dalam pengambilan hukum Islam. Semoga semua peserta dapat melaksanakan tarawih dengan baik. Apalagi malam ini adalah malam ke-21 (malam ganjil), dicurigai oleh ulama untuk turunnya lailatul qadr,” tambahnya.

Salah seorang peserta Herman, mengomentari pentingnya sholat tarawih di rumah, karena memang dianjurkan oleh Pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia. Bahkan ia sendiri sering menjadi imam sholat tarawih di rumahnya.

Banyak peserta yang menjadi imam sholat tarawih di rumahnya

Host Dr Nurjannah Abna menambahkan, semoga kasus Covid-19 segera berakhir, khususnya di UMI. Insyaa Allah sesuai edaran Rektor UMI awal Juni 2020, kampus UMI akan dibuka. Walaupun tetap akan dibicarakan bersama pimpinan UMI lainnya. Selain itu, dikemukakan adanya keraguan, apakah sholat di masjid atau di rumah. “Ada juga kaidah ushul fiqhi yang menyatakan “lebih baik menghindari dari pada mengobati”,” jelasnya.

Alif, peserta dari Selayar menyatakan dia selalu melaksanakan sholat tarawih di rumah, bahkan ia juga biasa menjadi imam tarawih. Begitu pula Yusril, yang hampir tiap malam menjadi imam tarawih di lingkungan keluarganya. Bahkan ia sudah banyak menghafal surah-surah panjang dalam Alquran, dan membacanya saat ia menjadi imam tarawih.

Namun demikian, Host Dr M Ishaq Shamad menyarankan, jika menjadi imam tarawih berjamaah, sebaiknya ayatnya jangan panjang-panjang bacaannya, sebab ada makmum yang variatif, ada orang tua, dan anak-anak. Sementara itu, Yusran menyatakan ia belum pernah menjadi imam tarawih, tapi ia selalu menjadi makmum, sebab ia masih takut bacaannya salah.

Sementara itu, Taufiq melaksanakan tarawih di masjid kompleksnya di Luwu, dengan menggunakan protokol ibadah di masjid. Semua jamaah memakai masker dan tersedia hand sanitizer, bahkan setiap hari lantai masjid dibersihkan disinfektan. Jamaahnya juga berjarak safnya. “Setiap saat selalu ada penyuluhan untuk menjaga jarak dan menjaga kebersihan diri, dan selalu diukur suhunya,” jelasnya.

image_pdfimage_print
Spread the love

Komentar