Pesantren Ramadan Virtual UMI: Alquran Sebagai Hudan Linnaas

MAKASSAR, DIKITA.id – Alquran sebagai Hudan Linnaas menjadi topik menarik pada Interaktif Ramadan Virtual UMI, Minggu (10/5/2020).

Narasumber Dr H M Arfah Shiddiq MA yang juga sebagai salah satu Pengurus Yayasan Wakaf UMI. Hadir pula Host Dr H M Ishaq Shamad MA dan Dr Hj Nurjannah Abna M Pd serta Dosen ABA Burhanuddin SS MSi, serta sejumlah siswa SLTA dan mahasiswa, bahkan ada peserta dari Sorowako.

Dr H M Arfah Shiddiq MA menjelaskan, Alquran memberi petunjuk dalam menapaki kehidupan. Selain itu, Alquran mengemukakan bahwa manusia terdiri dari jasmani dan rohani serta kandungan Alquran tentang janji dan ancaman. Namun, secara keseluruhan kandungan Alquran yakni petunjuk/jalan orang yang lurus (mukmin) dan jalan orang sesat (ingkar).

Pesan Alquran, ingin mengembalikan keimanan orang Islam, ingin membebaskan manusia dari kebodohan dan kemelaratan. Yakni dengan adanya Syariah dan Muamalah, termasuk dalam hal kode etik dalam bermasyarakat. Oleh karena itu, Alquran membawa kita mendapatkan hidayah dari Allah Swt.

Burhanuddin SS MSi yang juga ASDIR 3 ABA UMI mempertanyakan bagaimana mengajarkan Alquran secara menarik kepada orang lain. “Khususnya kepada tetangga dan bagaimana kemuliaan dan keistimewaan dalam mengajarkan Alquran,” tanyanya. Narasumber Dr H M Arfah Shiddiq MA menjelaskan bahwa Alquran sebagai petunjuk, bukan hanya sekedar dibaca dengan pahala yang besar. Terutama di dalam bulan Ramadan, yakni membaca 1 huruf Alquran bernilai 10 pahala.

Selain itu, dengan memahami fenomena alam, betapa kehadiran makhluk yang ada disekitar kita, misalnya melihat gunung, bukan hanya keindahannya, tetapi apa kandungan didalamnya. Maka lahirlah pabrik semen Tonasa dan semen Bosowa, atau pabrik Nikel di Papua. Untuk itu, perlu membaca Mushaf Alquran dengan membaca juga terjemahnya, supaya bisa dipahami makna dan kandungannya. “Bahkan pahala mengajarkan Alquran akan menjadi amal jariyah di akhirat kelak,” jelasnya.

Kiat Alquran sebagai obat galau

Host Dr Nurjannah Abna mempertanyakan bagaimana kiat-kiat menjadikan Alquran sebagai syifaa’u/pengobat, khususnya obat galau? Dr H M Arfah Shiddiq MA menjelaskan dalam Q.S Izrail, Alquran diturunkan sebagai obat dan rahmat. Ada pandangan ulama, misalnya sebagai obat batin, tetapi ada juga yang menggunankan ayat Alquran sebagai obat fisik. Misalnya, ayat tentang peristiwa pada Nabi Ibrahim ketika dibakar, Nabi Ibrahim a.s tidak terbakar. Makanya, ia sering membaca ayat Kuuniy Bardan wasalaman ala…, ketika ada yang mengalami kebakaran/terkena air panas.

Bahkan ada orang yang membaca Q.S Al-Faatihah untuk mengobati sakit perut. Selain itu, untuk obat galau dengan berzikir kepada Allah Swt, menjadikan hati tenang. Bahkan di bulan Ramadan tahun ini dengan kasus pandemi Corona, menjadikan kita lebih banyak berzikir dan membaca Alquran. Bahkan orang yang menikmati kebahagiaan adalah orang yang banyak bersyukur, dan melihat segala sesuatu dengan berfikiran positif. “Sebaliknya orang yang galau dan gagal berarti tidak banyak bersyukur,” jelasnya.

Selanjutnya, Rahardi menanyakan, apakah ada perbedaan pahala membaca Alquran dengan menggunakan Mushaf Alquran dengan Alquran Android? Dr M Arfah Shiddiq menjawab, tidak ada perbedaan pahalanya, karena yang dinilai bukan medianya. Apalagi Islam merespon kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan Alquran di Android bisa digunakan dimana dan kapan saja. “Bahkan di Mekah dan Madinah, banyak kaligrafi didinding masjid, jika dibaca tentu sama pahalanya dengan membacanya di Mushaf Alquran,” jelasnya.

Pada closing statement Narasumber menjelaskan pentingnya memahami kandungan Alquran, karena banyak orang yang mendapatkan hidayah dan masuk Islam, karena membaca dan memahami kandungan Alquran. “Semoga kita mendapatkan rahmat dan berkah dari membaca, mempelajari dan mengamalkan Alquran,” kuncinya.

image_pdfimage_print
Spread the love

Komentar