Pengobatan Tifus Anak Lewat Program JKN, Dewi Kartini Apresiasi BPJS Kesehatan

MAMUJU, DIKITA.id – Muhammad (2), buah hati dari Dewi Kartini (30) kini terbaring lemas karena penyakit tifus yang dirasakan sejak tiga hari yang lalu. Ditemui saat menemani sang buah hati yang kini tengah menjalani perawatan di rumah sakit, Dewi merasa bersyukur karena pengobatan sang anak bebas biaya berkat ia dan keluarga telah terlindungi oleh program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

“Setelah dokter memeriksa dan memutuskan bahwa anak saya harus dilakukan penanganan lebih lanjut dan dirawat inap. Untungnya saya dan keluarga telah menjadi peserta JKN yang didapat dari tempat bekerja. Sehingga semua biaya perawatan ditanggung penuh BPJS Kesehatan,” ujar Dewi yang terdaftar sebagai peserta JKN segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) dari tempat suaminya bekerja.

Awalnya, Dewi mengaku panik melihat kondisi anaknya yang sudah lemas saat sampai di rumah. Saat itu yang ada dipikirannya hanya keselamatan dan kesehatan buah hatinya, sehingga ia memutuskan untuk membawa ke UGD rumah sakit terdekat dari rumah tanpa memikirkan biaya perawatannya.

“Walaupun awalnya sempat khawatir karena ternyata kepesertaan anak nonaktif, tetapi setelah sigap dan tanggapnya Petugas Pemberi Informasi dan Penanganan Pengaduan (PIPP) di Rumah Sakit dan BPJS Kesehatan akhirnya bisa aktif kembali,” jelas Dewi, Senin (12/12).

Dewi mengakui bahwa nonaktifnya kepesertaan sang anak lantaran belum adanya pengaktifan kembali setelah Dewi melakukan resign dari salah satu badan usaha di Kota Makassar.

Ia meyakini setiap orang pasti akan sakit. Tetapi tidak pernah ada yang tahu kapan akan sakit. Untuk itu, Dewi dan keluarga sangat bersyukur sudah menjadi peserta JKN. Rasa terima kasih pun tidak henti-henti ia ucapkan kepada BPJS Kesehatan yang telah membantu segala biaya perawatan anaknya.

“Saya sangat mengapresiasi Program JKN yang telah banyak membantu meringankan beban biaya pengobatan anak saya. Berkat Program JKN, anak saya mendapat perawatan yang luar biasa bagus tanpa dibeda-bedakan dengan pasien umum lainnya,” tutup Dewi.

pn/af/rfa

image_pdfimage_print
Spread the love

Komentar