Bangkitkan Ekonomi Di Masa New Normal

Laporan : Rahmat.FA (Mamuju, Sulawesi Barat)

Sejak wabah Virus Corona menyerang, para pelaku UMKM menjadi sektor yang paling pertama menerima dampaknya sebab larangan untuk beraktifitas diluar rumah harus dijalankan saat pemerintah mengeluarkan edaran agar melakukan segala aktifitas dirumah, bekerja dari rumah, belajar di rumah bahkan beribadah dirumah. Kondisi ini diperparah dengan kendala impor bahan baku dan barang modal yang selama ini menjadi bagian terpenting bagi para pelaku UMKM.

Hal ini juga dialami oleh Darmawan Setiadi, seorang pemilik kedai kopi bernama Caffein. Ia terpaksa menghentikan usahanya akibat serang Covid-19. Bahkan ia mengaku pasca ditutup pada Maret 2020, ia harus memberhentikan 2 orang pekerjanya dan ia pun tak dapat melanjutkan usahanya.

“Saat itu juga saya harus memberhentikan karyawan saya. Beban ekonomi yang begitu berat, memaksa saya untuk menghentikan usaha saya. Sebab beban pengeluaran sangat jauh lebih besar dari hasil yang kami dapatkan,” kata Darmawan.

Alasan tak ada pemasukan serta larangan beraktifitas diluar rumah seolah mengubur harapan Darmawan, namun hal tersebut tak menyurutkan semangatnya. Di masa adaptasi baru ini, iya pun kembali membuka usahanya meski serba keterbatasan, dulunya ia mampu mempekerjakan 2 orang karyawan dan saat ini tinggal ia berdua dengan isrtinya yang meneruskan usaha tersebut.

“Tak ada pilihan lain, di masa new normal ini saya bersama istri saya coba membuka kembali usaha saya, yah meski pun masih sangat terbatas,” ungkap pria yang akrab disapa Wawan ini.

Dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19, Darmawan akhirnya memberanikan diri untuk kembali memulai usaha yang selama ini ia rintis.

“Awalnya saya juga sedikit ragu, apa kira-kira akan ada pengunjung yang datang? akhirnya saya berhasil mengembalikan para pelanggang saya dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti menyiapkan tempat cuci tangan, masker serta hand sanitizer,” urainya.

Pada masa New Normal atau adaptasi baru, pemerintah pusat menginstruksikan untuk melakukan perubahan struktur dan regulasi Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 menjadi Satuan Tugas (Satgas) Covid-19. Hal ini kemudian ditindaklanjuti oleh Gubernur provinsi Sulawesi Barat melalui Surat Keputusan Nomor : 375 Tahun 2020, tentang Satuan Tugas Covid-19.

“Spiritnya adalah Satgas Covid-19 ini tidak hanya fokus pada penanganan penyebaran Covid-19 saja tapi juga harus fokus pada dampak Covid-19 seperti pemulihan ekonomi masyarakat,” kata Safaruddin Sunusi, Juru bicara tim Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Sulbar.

Sebelumnya, kasus pertama yang terkonfirmasi positif adalah JH (14), seorang santriwati penghafal Al-Qur’an asal Kabupaten Majene, provinsi Sulawesi Barat. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majene, Rahmat Malik, menjelaskan pasien positif corona pertama di Sulbar itu merupakan santri yang baru pulang dari Bogor, Jawa Barat, pada Rabu, 25 Maret 2020 lalu.

Upaya pemerintah dalam menangani sebaran dan dampak yang ditimbulkan oleh Covid-19 terus digalakkan. Komitmen penanganan tak tanggung-tanggung dilakukan secara berjenjang hingga ke daerah. Betapa tidak, selain dampaknya terhadap kesehatan, Covid-19 turut memengaruhi aktifitas hingga fluktuasi ekonomi hampir di seluruh Indonesia dan melanda seluruh lapisan masyarakat.

Pemerintah saat ini melalui Implementasi kebijakan strategis selain penanganan pada sektor kesehatan, turut diarahkan pula pada hal yang berkaitan dengan pemulihan dan transformasi ekonomi pada seluruh wilayah di Indonesia. Beragam pola penyelesaian masalah dilakukan dengan melibatkan semua unsur terkait untuk melakukan secara massif. Mulai dari sosialisasi hingga pendampingan untuk membangkitkan kembali gairah ekonomi khususnya di daerah. Pelibatan semua unsur penting dilakukan untuk memberi pemahaman secara luas tentang bagaimana dan apa yang menjadi prioritas pemerintah dalam menghadapi masa pemulihan tersebut.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dan Pemerintah Kabupaten Mamuju berharap masyarakat terus dapat produktif di masa adaptasi baru ini dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Ini yang terus kita dorong, masyarakat itu harus tetap produktif. Yang dipasar tetap ke pasar, yang bertani tetap bertani, nelayan tetap melaut, tetapi harus menerapkan protokol kesehatan, minimal 3 M itu harus dijaga,” kata Safaruddin.

Pihaknya berharap pandemi ini segera berakhir sehingga aktifitas masyarakat dapat kembali norman dan akhirnya ekonomi pun akan berangsur membaik. Ia memastikan bahwa pemerintah akan terus fokus pada program pemulihan ekonomi masyarakat, tak hanya bagi para pelaku UMKM tapi juga seluruh masyarakat khususnya yang ada di Provinsi Sulawesi Barat.

image_pdfimage_print
Spread the love

Komentar