Mamuju Urutan Kedua Tertinggi Nasional Alami Infalasi

MAMUJU, DIKITA.id – Sebanyak 43 kota mengalami inflasi dan 47 kota mengalami deflasi, Mamuju menempati urutan kedua tertinggi nasional dengan tingkat inflasi sebesar 0,62 Persen.

Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 90 kota di Indonesia pada bulan Maret 2020 yang dilakukan Badan Pusat Statistik.

Terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,03 pada Februari 2020 menjadi 103,67 pada Maret 2020.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya enam indeks
kelompok pengeluaran, yaitu: makanan, minuman, dan tembakau 1,89 persen.

Pakaian dan alas kaki 0,27 persen, perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,48 persen; rekreasi, olahraga, dan budaya 0,05 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,12persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 1,26 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Maret 2020, antara lain ikan cakalang, rokok kretek filter, ikan layang, ikan baronang, gula pasir, telur ayam ras, ikan katamba, cumi-cumi, ikan tongkol, dan ikan teri.

Pada Maret 2020 dari 11 kelompok pengeluaran, 5 kelompok memberikan andil/sumbangan inflasi,

sementara itu, Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat (Sulbar) mengalami penurunan yang tinggi, penurunan tercatat sebesar 1,24 persen atau 110,42 jika dibandingkan dengan NTP Februari 2020 sebesar 111,80.

Hal tersebut disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani turun sebesar 1,33 persen dan indeks yang dibayar petani turun sebesar 0,09 persen.

“Secara umum harga komoditi hasil pertanian dari bulan sebelumnya turun lebih cepat dari harga barang-barang keperluan konsumsi dan produksi. Akibatnya, perbandingan antara indeks harga yang diterima dengan indeks harga yang dibayar petani cenderung lebih rendah,” kata Kepala BPS Sulbar, Win Rizal saat melakukan live streaming via Youtube berita resmi statistik, Rabu, (1/4).

Apabila diamati NTP menurut subsektor Bulan Maret 2020, dibandingkan dengan NTP subsektor yang sama bulan sebelumnya, NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat dan subsektor peternakan yang mengalami perubahan negatif atau turun.

Sementara itu, NTP subsektor tanaman pangan, subsektor hortikultura, serta subsektor perikanan di Bulan Maret 2020 naik dibanding bulan sebelumnya.

Kepala BPS Sulbar tersebut berharap perekonomian Sulawesi Barat akan membaik kedepannya meskipun dengan lonjakan inflasi dan penurunan nilai tukar petani saat ini.

“Dengan situasi perekonomian saat ini kami berharap perekonomian Sulawesi barat kedepan bisa lebih baik, meskipun saat ini terjadi inflasi,” tutup Win Rizal. (Bal/Zul)

image_pdfimage_print
Spread the love

Komentar