Begini Persiapan Panitia Jelang FMM 2019

MAMUJU, DIKITA.id – Festival Maradika Mamuju (FMM) yang diagendakan pada pertengahan bulan Desember 2019 direncanakan akan menghadirkan 150 perwakilan kerajaan se-Nusantara.

FMM ini nantinya diharapkan menjadi forum silaturahmi kerajaan se-Nusantara sekaligus memperkenalkan budaya kerajaan yang tergabung dalam Pitu Ulunna Salu (PUS) dan Pitu Babana Binanga (PBB) yang melingkupi wilayah tanah Mandar.

FMM akan dimeriahkan dengan kirab budaya, Mamuju fashion carnaval, pentas seni, ritual adat massosor manurung, dan tari kolosal lasalaga serta beberapa rangkain kegitan lainnya.

Dalam persiapan mengehelat acara yang baru pertama kali akan diselenggarakan itu, Panitia pelaksana Festival Maradika Mamuju (FMM) 2019, menggelar konferensi pers di salah satu cafe di Mamuju, Selasa (19/11).

Sekiretaris FMM yang juga Kepala Dinas Parawisata Kabupaten Mamuju, Usdi menuturkan, salah tujuan dilenggarakannya kegiatan FMM ini guna memperkenalkan budaya dan pariwisata yang ada di Mamuju sehingga diharapkam dengan adanya kegiatan ini, Mamuju dikenal dimata dunia.

“Ini terus kita lakukan oleh karena itu, upaya pengembangan destinasi dan promosi daerah itu harus kita lakukan secara terus menerus dengan berbagai langkah-langkah yang kita langkukan. Salah satunya kegiatan FMM ini,” kata Usdi.

Wail Bupati Mamuju, yang juga ketua panitia FMM mengatakan, kesiapan panitia dalam menggelar event tersebut telah memasuki 60 sampai 70 persen kesiapannya. Ia menjelaskan FMM tersebut tidak hanya mengengkat adat istiadat kerjaan Mamuju  saja tapi Sulawesi Barat (Sulbar) pada umumnya.

Irwan menuturkan, kegiatan yang digelar selama tiga hari itu ada nuansa kebitanan betapa sejuknya sebuah peradaban masa lampau yang bisa sama-sama dirasakan baik para tamu undangan maupun masyarakat Mamuju. Karena dalam kegiatannya akan menampilkan, baju-baju adat, bahasa, tarian adat dan nyanyian-nyanyian yann bisa dilantunkan di masa lampau.

“Kita seakan-akan bisa mentransformasikan diri kita ke masa lampau bahwa kerajaan seperti yang kita rasakan. Seluruh panca panca indra kita bisa merasakan betapa sejuknya kebudayaan, betapa damainya kebudayaan atau peradaban masa lampau yang tidak mungkin kita bisa merasakan saat ini sebab kita dibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan situasi itu, kita sedikit bisa seakan-akan ada mesin waktu yang kita bisa rasakan,” turunya.

Ia menjelaskan pada FMM nantinya seluruh masyarakat harus terlibat dan menyatu dengan kegiatan tersebut. Olehnya itu terkait dengan pengamanannya, dirinya telah meminta pihak pengamanan untuk tidak melarang masyarakat ketika masuk dalam area kegitan melakukan swafoto. Salah satu contohnya  dikegiatan kirab  budaya yang menjadi rangkaiannya. Tapi masyarakat juga diminta untuk tidak menggangu ketertiban.

“Bahkan air mineral kita siapkan dibeberapa titik untuk peserta-peserta yang haus supaya jalan ini cepat dan tidak putus sehingga banyak orang yang akan datang,” ungkapnya.

Irwan juga mengungkapkan, dalam kegitatan ini pihaknya menargetkan sepuluh ribu orang hadir, ditambah dengan undangan yang telah dipersiapkan termasuk kesiapan kerukunan keluarga Mamuju, sekaligus penari terhitung sekira total 690 penari. “Penari kolosal sebanyak 500 orang, penari Masossor Manurung 60 orang, dari Majene penari kolosal itu ada 80, penari dari Bali sekitar 50 orang, jadi sampai ratusan,” sebutnya.

Terkait dengan Kerajaan yang menyatakan kesiapan untuk hadir, ia berujar, Kerjaan  Gulungan Kalimantan, Kerajaan gowa, 14 kerajaan dari selayar, kesultanan Solo, kerajaan Siak Riau sudah memastikan untuk hadir.

“Kurang lebih 13 kerajaan siap menyatakan hadir dari luar Sulbar beberapa banyak peserta yang kita undang sebanyak 150 kerajan kita estimasi 50 persen itu luar biasa jika hadir, tanpa mengecilkan kegiatan,” ujarnya.

Rektor Universitas Tomakaka, Syahril mengatakan, pola kehidupan masyarakat yang masih kental dengan tradisi dapat dijadikan sharing information keilmuan bagi kehidupan masa sekarang. Menurutnya, implikasi pemuliaan kebudayaan menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat sebagai pemiliknya.

“Ini sebuah panggung akademik besar, karena ini akan memunculkan ide dengan berbagai bentuk budaya kerajaan Mamuju, sekaligus pertukaran konsep kerajaan dan kebudayaan,” katanya.

Raja Mamuju, Andi Maksum Dai yang juga hadir pada konferensi pers tersebut, meminta panitia FMM untuk mengundang raja-raja dari luar Negeri seperti Sultan Selangor Malaysia dan Raja Brunei Darussalam untuk ikut dalam kegiatan ini. (Zul)

image_pdfimage_print
Spread the love

Komentar