Warga Passembuk Ancam Parang Tim Medis

MAMASA, DIKITA.id – Tim Medis Puskesmas Mehalaan saat melakukan tracing, di Desa Passembuk, Kecamatan Mehalaan diancam warga.

Sejumlah petugas kesehatan Puskesmas Mehalaan, mendatangi Desa Passembuk melakukan tracing terhadap kontak erat pasien Covid-19.

Namun, bukannya disambut dengan baik, malah diminta pulang oleh warga. Bahkan diancam dengan senjata tajam. Insiden terjadi pada Jumat 30 Juli 2021 lalu.

Sebelumnya, Bidan yang hari-harinya bertugas di Desa tersebut, dinyatakan positif swab antigen dan memiliki kontak erat dengan warga.

Sehingga, petugas kesehatan melakukan swab terhadap beberapa warga, didigu memiliki kontak erat dengan bidan desa itu.

Saat itulah, sejumlah tenaga kesehatan Puskesmas Mehalaan mendapat perlakuan tidak wajar.

Insiden tersebut dibenarkan Kepala Puskesmas Mehalaan, Nikmat Muslimin, ia mengatakan para petugas kesehatan terpaksa pulang, karena takut.

Hal itu dilakukan, dengan niat mencegah penularan Covid-19. Namun, ditolak oleh warga setempat.

“Anggota kami yang turun memeriksa beberpa warga yang kontak erat, diancam warga dibawakan parang,” kata Nikmat Muslimin.

Warga tidak menerima kehadiran tenaga medis, melakukan swab kepada beberapa warga kontak erat dengan pasien Covid.

Dengan adanya aksi warga yang tak wajar, sejumlah tenaga kesehatan termasuk dokter terpaksa meninggalkan desa tersebut.

“Mereka pulang dengan ketakutan,” katanya.

Petugas kesehatan saat itu, hanya didampingi satu personil Satpol PP yang bertugas di Kantor Kecamatan Mehalaan.

Saat dikonfirmasi, Camat Mehalaan, Armin Pane, juga membenarkan kejadian tersebut.

Armin mengatakan, saat petugas kesehatan hendak melakukan swab, diancam dengan senjata tajam oleh warga.

“Karena mereka menolak diswab,” kata Armin

Parahnya kata Armin, saat itu Kepala Desa Passembuk, juga dinyatakan reaktif.

“Kita akan lakukan pendekatan di masyarakat untuk masalah ini,” tandasnya.

wa/rfa

image_pdfimage_print
Spread the love

Komentar