Muswil III LDII, Ketum: Maksimalkan Potensi Daerah Atasi Permasalahan Kritis di Sulbar

MAMUJU, DIKITA.id – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) akan menggelar Musyawarah Wilayah (Muswil) III di Grand Maleo Hotel & Convention, Mamuju pada Senin (19/6/2023). Muswil rencananya akan dibuka Pj. Gubernur Sulbar Prof Dr Zudan Arif Fakhrullah SH MH.

Mengangkat tema “Membangun Sumberdaya Manusia Profesional Religius Menuju Sulawesi Barat Maju dan Malaqbi”, muswil digelar untuk memilih ketua dan jajaran pengurus masa bakti 2023-2028.

Dalam rangka membekali peserta, muswil akan menghadirkan tiga pemateri yaitu Ketua Umum MUI Sulawesi Barat, Kajati Sulawesi Barat, dan Kakanwil Kemenag Sulawesi Barat.

Sementara itu, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso dalam konferensi pers mengatakan bahwa Provinsi Sulbar memiliki lima permasalahan kritis yang harus segera dicarikan solusinya. “Muswil mempertegas program kerja DPP LDII yang diturunkan ke DPW LDII Sulbar untuk mengatasi permasalahan melalui delapan bidang pengabdian LDII,” katanya, Minggu (18/6/2023).

Delapan bidang pengabdian LDII untuk bangsa tersebut yakni wawasan kebangsaan, dakwah Islam, pendidikan umum, ekonomi syariah, pertanian dan lingkungan hidup, kesehatan dan pengobatan herbal, informasi teknologi, dan energi baru terbarukan.

Chriswanto menyebut, Sulbar memiliki masalah stunting dengan peringkat nomor 2 di Indonesia dengan nilai 35,0 persen setelah NTT dengan nilai 35,3 persen. Berdasarkan riset Studi Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting di Provinsi Sulbar mengalami kenaikan sebesar 1,2% dari capaian tahun 2021 sebesar 33,8%. Salah satu penyebab tingginya angka stunting adalah masih rendahnya akses pangan masyarakat dimana skor Pola Pangan Harapan Sulbar sebesar 74% dari skor ideal 100%.

Kedua, kemiskinan Sulawesi Barat 11,92 persen urutan ke-11 dari 34 provinsi (regional sulawesi urutan ketiga setelah Gorontalo dan Sulawesi Tengah). Ketiga, kemiskinan ekstrem nomor 11 di Indonesia dengan nilai 2,94 persen (regional sulawesi urutan ketiga setelah Gorontalo dan Sulawesi Tengah). Keempat, Indeks Risiko Bencana Sulawesi Barat Nomor 1 di Indonesia dengan nilai 164,85 dan kelima Anak Tidak Sekolah (ATS).

Diketahui, kondisi ATS usia 7-18 tahun di Provinsi Sulbar juga tergolong tinggi. Berdasarkan data ATS tahun 2021, Kabupaten Polewali Mandar menjadi kabupaten tertinggi sebanyak 15.046 jiwa dari total se-Sulawesi Barat 44.493 jiwa. “Melihat permasalahan tersebut, kontribusi LDII melalui delapan bidang akan dibahas lebih lanjut saat muswil dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki Provinsi Sulbar,” ujarnya.

Chriswanto menambahkan, masih ada peluang pembangunan daerah yang bisa dikembangkan disandingkan dengan delapan kontribusi LDII. Di antaranya mengoptimalkan potensi sumber daya alam, khususnya sektor pertanian, perkebunan, perikanan dalam rangka pemenuhan logistik.

Selain itu, menyiapkan Sumber Daya Manusia yang unggul, kompeten dan kompetitif serta peningkatan inovasi dan teknologi. “Mempercepat pengembangan jaringan transportasi laut dan udara di Sulawesi Barat dalam mendukung konektivitas wilayah, dan peningkatan akses jalan, baik jalan nasional, provinsi, kabupaten yang akan membuka akses ke sentra produksi, sentra industri dan distribusi ke terminal dan pelabuhan,” pungkasnya.

image_pdfimage_print
Spread the love

Komentar