Luput Dari Pantauan, 76 Rumah Transmigrasi Rano Nyaris Terbongkar

MAMASA, DIKITA.id – Sebanyak 76 rumah Transmigrasi UPT Rano, Kecamatan Mehalaan, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) tidak lagi dihuni, beberapa diantaranya nyaris terbongkar.

Data tersebut, dibeberkan Pendamping Transmigrasi Provinsi Sulbar, Adam, ketika dikonfirmasi beberapa waktu lalu.

Berdasrkan pantauan dikita, sejumlah rumah warga di wilayah Rano yang dibangun sejak tahun 2016 lalu, tidak lagi dihuni bahkan nyaris terbongkar.

Tak hanya itu, pembangunan tahap kedua yang berjumlah 75 Kepala Keluarga (KK), juga sebagian besar diantaranya telah terbongkar dan tak ditinggali lagi. Bahkan, beberapa diantaranya telah diperjual belikan dari warga ke warga lain.

Salah satu diantaranya, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Nurnayanti. Ia mengaku telah melakukan pembelian satu unit rumah kepada warga di wilayah Transmigrasi UPT Rano, tepatnya di Pedou.

Nurnayanti tak menyebutkan harga rumah yang ia beli itu, hanya saja, menurut pengakuannya ia telah membeli satu unit rumah kepada salah seorang warga tramsmigrasi.

Hal itu disayangkan Kepala Dinas Transmigrasi Provinsi Sulbar, Ibrahim. Saat dikonfirmasi ketika menghadiri acara Maulid Nabi Muhammad SAW, di Transmigrasi Rano, Sabtu 14 November 2020, lalu.

Ibrahim mengatakan, warga yang terdaftar sejak awal mestinya diberikan dorongan, agar tetap tinggal dan menggarap lahan yang telah diberikan oleh pemerintah itu.

“Jangan hanya datang sebetar lalu pergi lagi,” kata Ibrahim.

Ia menyebutkan, dari pemerintah telah diberikan beberapa bantuan, baik itu lahan pertanian maupun bantuan berupa kebutuhan sehari-hari.

Kata Ibrahim, itu diberikan sebagai penunjanag kepada warga, dalam meningkatkan perekonomian di wilayah transmigrasi tersebut.

“Saya berharap agar semua warga tetap bersungguh-sungguh untuk meningkatkan ekonmi baik itu jangka pendek maupun jangka panjang,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Transmigrasi Kabupten Mamasa, Hermin Lululangi mengatakan, dari jumlah 215 rumah warga yang ada di transmigrasi UPT Rano, yang kosong hanya lima rumah saja.

“Sebenarnya bukan kosong, ada penghuninya tapi semua orang lokal, jadi itu dianggap rumah kebun saja,” pungkasnya.

wa/rfa

image_pdfimage_print
Spread the love

Komentar