Kematian Covid-19 Terendah di Indonesia, Masyarakat Diminta Tak Lengah

PENAMBAHAN kasus Covid-19 di Provinsi Sulbar masih terjadi. Meski begitu, Provinsi ke-33 di Indonesia ini masuk sebagai daerah dengan kategori angka kematian nol akibat Covid-19 pada akhir pekan ini.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar, dr Asran Masdy. Menurutnya angka terendah kematian covid-19 itu disebabkan sejumlah faktor. Pertama tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi Covid-19 dan kepatuhan terhadap protokol Covid-19.

Ia bersyukur dan menyampaikan terima kasih atas kerja keras, sinergi, doa serta kolaborasi dari tenaga kesehatan, pemerintah kabupaten dan forum koordinasi pimpinan daerah Se Sulbar, serta seluruh elemen strategis masyarakat utamanya TNI dan Polri.

“Itu adalah buah hasil kerja dari kita semua, hasil koordinasi, hasil kerjasama dengan semangat keluarga dan persaudaraan yang membawa kita pada predikat itu,” kata dr Asran.

Saat ini Sulbar berada di titik zero atau nol dengan tingkat kematian terendah. Olehnya, Dia mengimbau, agar masyarakat tetap waspada dan selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan, selain juga terus mengupayakan percepatan vaksinasi covid-19.

“Kita tidak boleh terlena, apalagi ini mendekati akhir tahun, diakhir tahun semua musim itu muncul, yang bisa menimbulkan kerumunan. Mari lah kita sadar dan memahami di akhir tahun kita tetap disiplin protokol Covid-19,” ujarnya.

Ia menjelaskan, kondisi Sulbar saat ini berada di zona aman titik zero, itu juga berkat upaya percepatan vaksinasi yang terus dilakukan berbagai pihak.

“Saya harapkan seluruh lapisan masyarakat, mari kita lanjutkan vaksinasi ini, percepatan vaksinasi sehingga kita mencapai herd immunity,” tandasnya.

Dari laporan tim satgas Covid-19 terdapat 20 provinsi di Indonesia yang memiliki angka kematian di bawah nasional. Lalu, ada 11 provinsi yang memiliki persentase angka kematian di bawah dua persen.

Ke-11 provinsi tersebut adalah Jambi, Nusa Tenggara Timur, Papua, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Bangka Belitung,Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Bali, Kalimantan Timur, Papua Barat.

Maksimalkan Vaksinasi Lewat Kolaborasi

Sebelumnya, Kepala Dinas juga menyampaikan pihaknya akan membuka ruang untuk berkolaborasi untuk percepatan vaksinasi Covid-19.

Katanya, pihak manapun yang ingin menyelanggarakan vaksinasi Covid-19, untuk berkoordinasi ke Dinas kesehatan Kabupaten setempat.

“Kita berikan peluang kepada dunia usaha, Perbankan maupun perusahaan-perusahaan, kampus-kampus dan sebagainya yang mau melaksanakan vaksinasi silahkan berkoordinasi ke Dinas Kesehatan setempat dalam pelaksanaannya. Kami akan support selama vaksin masih ada, kenapa tidak dipakai,” kata drg Asran Masdy.

Hoaks Jadi Kendala Upaya Percepatan Vaksinasi

Kolaborasi antara Pemerintah Provinsi dengan pemerintah kabupaten dan forum koordinasi pimpinan daerah Se Sulbar, serta seluruh elemen strategis masyarakat dan TNI dan Polri terus digalakkan bahkan sampai di desa-desa terpencil.

Hanya saja, yang menjadi kendala, adalah banyaknya beredar informasi bohong atau hoaks terkait dengan vaksinasi Covid-19. Kepala bidang pengendalian penyakit menular, Dinas kesehatan Kabupaten mamuju, Alamsyah Thamrin mengurai, salah satu tantangan terbesar dalam merealisasi program vaksinasi adalah mindset masyarakat yang sangat terpengaruh berita hoaks.

“Atas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) ada yang percaya bahwa setelah vaksin kita bisa lumpuh atau meninggal, padahal itu semua tidak benar,” kata Alamsyah beberapa waktu lalu.

Dia menjelaskan, sampai saat ini tidak ada KIPI yang menimbulkan kelumpuhan apalagi kematian setelah divaksin, jika satu atau dua kasus yang demikian, dipastikan itu bukan karena vaksin. “Tapi lebih karena ada penyakit bawaan yang disembunyikan oleh masyarakat sendiri saat akan melakukan vaksinasi,” ungkapnya.

Olehnya dia menyarankan agar masyarakat melakukan konsultasi sebelum divaksin, semua harus di jelaskan sebaik-baiknya kepada petugas vaksinator agar diperoleh informasi kelayakan seseorang menerima vaksin.

Dia menjelaskan, secara teknis kegunaan vaksin covid-19 bagi manusia, ia menggambarkan pertahanan tubuh terhadap resiko terpapar corona dan dampak yang ditimbulkannya akan lebih terjamin jika dibandingkan dengan yang belum menerima vaksin.

“Saya baru-baru ini berkomunikasi dengan salah seorang pakar kesehatan tentang potensi gelombang Pandemi Desember dapat saja pandemi ini kembali meningkat dengan varian baru, meskipun saat ini angka penularan covid-19 di Mamuju telah menurun,” jelasnya.

Hal sama juga disampaikan Sekretaris kecamatan Sampaga, Muhammad Yusuf. Dia mengaku berita hoaks tentang vaksinasi sangat mempengaruhi keinginan masyarakat untuk di vaksin, bahkan lebih ironis nya karena pengaruh negatif tersebut tidak jarang dari sejumlah tokoh masyarakat sendiri.

Untuk mencari jalan terbaik, pihak Kecamatan sampaga bekerjasama dengan unsur Tripika (Pemerintah kecamatan,TNI dan Polri) melakukan jemput bola dengan mendatangi rumah penduduk “dor to dor”, bahkan sejumlah warga diantar jemput menggunakan kendaraan roda empat milik pemerintah kecamatan dan polsek setempat.

Hasilnya cukup menggembirakan, dari kegiatan vaksinasi serentak sekabupaten Mamuju kemarin, Kecamatan Sampaga tercatat sebagai salah satu kecamatan dengan angka warga yang melakukan vaksinasi cukup tinggi, dengan jumlah lebih dari 300 orang.

“Andai semua orang menyadari, vaksinasi ini demi kebaikan mereka sendiri, tentu mereka tidak perlu dicari dan pasti akan datang sendiri untuk di vaksin,” tutup Yusuf.

Berdasarkan data update Covid-19 di Provinsi Sulbar Senin 18 Oktober 2021.

Positif : 0

Sembuh : 14

Mamasa :1

Mamuju tengah :2

Mamuju :4

Polewali mandar :7

Meninggal : 0

Total sulbar :

Positif : 12301

Sembuh : 11867

Meninggal : 342

Isolasi Mandiri : 86

Dirawat : 6

Update Vaksin 16 Oktober 2021.

Mamuju

– Total sasaran 211.371

– Dosis pertama 67.000 atau 31,70 persen

– Dosis kedua 35.920 atau 16,99 persen

  1. Majene

– Total sasaran 130.261

– Dosis pertama 42.171 atau 32,37 persen

– Dosis kedua 20.611 atau 15,82 persen

  1. Polman

– Total sasaran 370.054

– Dosis pertama 96.602 atau 26,10 persen

– Dosis kedua 47.620 atau 12,87 persen

  1. Mamasa

– Total sasaran 128.959

– Dosis pertama 46.281 atau 35,89 persen

– Dosis kedua 29.144 atau 22,58 persen

  1. Mamuju Tengah

– Total sasaran 103.244

– Dosis pertama 36.899 atau 35,74 persen

– Dosis kedua 21.364 atau 20,69 persen

  1. Pasangkayu

– Total sasaran 145.351

– Dosis pertama 52.837 atau 36,35 persen

– Dosis kedua 33.996 atau 23,39 persen

Sulawesi Barat

-Total Sasaran 1.089.240

-Dosis Pertama 342,547 atau 31,54 persen

-Dosis Kedua 189,552 atau 17,40 persen

rfa

image_pdfimage_print
Spread the love

Komentar