Buntut Video Analogi “Burung”, Badko HMI Sulselbar Kirim Somasi Terbuka untuk PJ Gubernur Sulbar

MAMUJU, DIKITA.id – HMI MPO Badko Sulselbar menyampaikan kecaman kepada PJ Gubernur Sulawesi Barat Prof Zudan Arif Fakrulloh buntut video viral yang menganalogikan kinerja OPD Pemprov Sulbar seperti burung (alat kelamin pria).

Ketua HMI BADKO Sulawesi Selatan dan Barat, Muhammad Ahyar meyampaikan, pihaknya mengecam pernyataan Pj Gubernur Sulbar dalam sebuah postingan diakun media sosial milik Pemprov Sulbar.

“Pernyataan itu jelas berbau pornografi yang kemudian diposting diberbagai akun media sosial resmi milik Pemprov Sulbar,” kata Ahyar.

Kecaman ini juga datang dari berbagai pihak yang sebelumnya telah menyampaikan melalui sejumlah pemberitaan di media online bahkan berbagai komentar juga bermunculan pada postingan video tersebut diberbagai media sosial.

“Kami menilai selain karena bertentangan dengan budaya kita di Sulbar yang dikenal dengan budaya Malaqbi baik dalam bertindak maupun bertutur kata sopan dan santun, Prof Zudan ini justru bicara seksualitas didepan orang banyak dan terbuka artinya ini menyangkut persoalan etis, dan seolah video ini dipertontonkan ke publik melalui media sosial sementara bapak ini kan pejabat publik,” terang Ahyar.

Ia menilai penyataan Prof Zudan ini melanggar aturan yang berlaku yakni tentang UU Pornografi sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 1 angka 1 UU Pornografi.

“Klarifikasi Prof Zudan dibeberapa media setelah vidionya tersebar dan banyak mendapat kecaman adalah sebuah pembenaran yang tidak berdasar, bahwa beliau tidak ada maksud seperti itu,” ujarnya.

Lebih lanjut dijelaskan, Kita sama-sama menyimak dalam video yang beredar, bahwa dalam penyampaian analogi itu, Prof Zudan sempat mempertegas sebelum melanjutkan analogi burung dengan berucap “apakah ada anak-anak disini? “semua orang dewasa kan? Kata Prof Zudan. Artinya Prof Zudan tau betul bahwa yang ingin dia sampaikan adalah hal yang tidak pantas didengarkan oleh anak-anak, berarti benar bahwa analogi burung itu bukan hewan.

Kedua, beliau menjelaskan bahwa burung ini ketika menyerang akan memberikan kebahagiaan dan kenikmatan, pertanyaannya sejak kapan hewan yang menyerang memberikan kebahagiaan dan kenikmatan?

Sehingga saya meyakini bahwa ketika Prof Zudan mengatakan tidak ada maksud untuk mengatakan hal demikian adalah pembenaran yang tidak berdasar, karna analoginya memang menjurus ke hal seksualitas dan burung yang dimaksud adalah alat kelamin laki-laki.

“Atas dasar ini Kami memberikan waktu 1×24 jam kepada Prof Zudan untuk menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat Sulbar melalui akun media sosial Pemprov karena videonya ini sudah menyambar dan menyasar sampai ke adik-adik kita dan secara umum masyarakat Sulbar,” tegasnya.

Pihaknya juga menyampaikan bahwa senin nanti akan menyampaikan laporan kepada pihak yang berwajib dan telah mengumpulkan sejumlah bukti berupa postingan video dibeberapa platform media sosial yang meskipun saat ini telah dihapus.

“Kami juga sudah berkoordinasi dengan LBH untuk pendampingan dalam proses pelaporan dan pandangan hukum selama proses hukum ini berlangsung,” lanjut Ahyar.

Tak hanya itu kata Ahyar, banyak persoalan yang sudah kita sampaikan dalam audensi tak ada satupun yang dia tuntaskan, bahkan ia juga pernah berjanji setiap sebulan akanberdialog dengan berbagai pihak termasuk OKP, tapi sepertinya sudah lupa sama janjinya, jangankan Audensi, menyelesaikan masalah yang kita sampaikan dalam tuntutan massa aksi penyambutan beliau belum ada tindak lanjut.

Misalkan tarif retribusi parkir di RS Regional Sulbar masih terus menjadi keluhan masyarakat belum ada sentuhan beliau, justru membuat masalah baru yang membuat kegaduhan ditengah masyarakat.

“Awal masuk sudah membuat statement yang juga melukai hati kami yang bergelut di dunia aktivis, dengan kalimat “Sulbar jangan dikenal sebagai daerah pendemo” kita harus buat SulBar dikenal dengan hal yang positif, artinya demo itu negatif menurut dia, tapi kita maklumi dan maafkan. Tapi untuk kali ini kami harus berikan efek jerah,” tutup Ahyar.

ahy/rfa

image_pdfimage_print
Spread the love

Komentar