Sekolah TMT Dimulai, Bupati Ingatkan Patuhi Prokes Covid-19

MAMUJU, DIKITA.id – Pemerintah Kabupaten Mulai menerapkan sekolah tatap muka terbatas ditengah pandemi Covid-19, Senin (13/9).

Diketahui, setelah hampir dua tahun metode pembelajaran siswa di semua tingkatan sekolah melaksanakan pembelajaran online akibat pandemi Covid-19-19. Pembelajaran tatap muka terbatas mulai dilaksanakan di kabupaten Mamuju.

Pada pelaksanaan sekolah tatap muka terbatas yang baru dimulai ini, Bupati Mamuju, Sutinah Suhardi mengunjungi sejumlah sekolah untuk memastikan pelaksanaan sekolah tatap muka sesuai dengan apa yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Bupati Mamuju memantau pelaksanaan sekolah tatap muka terbatas di SMP Neg. 1 Mamuju, SD Neg. 1 Mamuju, dan SD. Rimuku.

“Kalau saya lihat sekolahnya telah menyiapkan sarana protokol kesehatan, begitu juga shift jam belajar telah diatur sedemikian rupa, sehingga pelaksanaan sekolah tiap shift hanya lima puluh persen, jadi siswa tidak saling bertemu tiap sesi pembelajaran,” Kata Bupati, usai memantau SMP Negeri 1 Mamuju sebagai sekolah pertama yang dikunjungi.

Dia berharap pelaksanaan sekolah tatap muka ini dapat berlangsung dengan aman dan tetap menjadikan protokol kesehatan sebagai prioritas.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kabupaten Mamuju, Hj. Murniani, menjelaskan, pelaksanaan sekolah tatap muka telah dipersiapkan jauh hari sebelumnya, dimulai dengan melakukan sosialisasi kepada siswa dan orang tua siswa, hingga menyiapkan sarana dan prasarana protokol kesehatan.

“Termasuk metode pembatasan jam belajar dan pembagian sift yang diserahkan kepada sekolah untuk mempersiapkan. sebelum mengikuti sekolah tatap muka para siswa setingkat SMP bersama para guru dan tenaga lainnya diwajibkan melakukan vaksinasi, serta menyertakan surat pernyataan kesediaan mengikuti sekolah tatap muka,” sebutnya.

Salah seorang siswi SMP Negeri 1 Mamuju, Alya Aftalita, mengaku sangat senang dan merasakan rindu terhadap pelaksanaan sekolah tatap muka hari ini mulai terobati, ia berjanji akan tetap patuh pada protokol kesehatan, sehingga pelaksanaan sekolah offline ini dapat tetap dilaksanakan.

“Rindu sekali dengan suasana kumpul disekolah, belajar dengan teman, dan mendengarkan langsung penjelasan guru saat belajar, alhamdulilah hari ini setelah hampir dua tahun kami sudah masuk sekolah lagi,” ungkapnya.

Alya mengaku selama ini sangat mengalami kesulitan belajar via daring terlebih karena penjelasan dan ruang diskusi bersama guru sangat terbatas.

(rfa)

image_pdfimage_print
Spread the love

Komentar