Pesantren Ramadan Virtual UMI Hari Ketiga: Kiat-kiat Ramadan Lebih Bermakna

Pesantren Ramadan UMI

MAKASSAR, DIKITA.id – Universitas Muslim Indonesia (UMI) menggelar Pesantren ramadan virtual hari ketiga dengan tema “Kiat-kiat Ramadan Lebih Bermakna”. Menghadirkan narasumber Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMI Prof Dr H Mahfud Nurnajamuddin SE MSi, Kamis (15/4/2021).

Hadir Wakil Dekan IV FT UMI Dr Hj Nursetiawati PhD, Kabid Kajian dan Dakwah UPT PKD UMI Bambang Sampurno MPd, sejumlah dosen, karyawan dan mahasiswa UMI. Pesertanya berasal dari Makassar dan sekitarnya, bahkan ada peserta dari Bulukumba dan Papua. Pesantren Ramadan Virtual UMI dipandu host Dr M Ishaq Shamad MA dan Dr Nurjannah Abna MPd.

Prof Mahfud dalam tausiyahnya menjelaskan sejumlah kiat dalam bulan ramadan, antara lain tetap menjaga protokol kesehatan (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak), terutama saat beribadah di masjid. Kemudian melaksanakan ibadah puasa dan ibadah lainnya di bulan ramadan dengan penuh cinta kepada Allah Swt. “Sebab tanpa cinta kepada Allah Swt, maka ibadah puasa yang dijalani akan terasa sulit. Selain itu, manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk tetap produktif,” jelasnya.

Pentingnya Rasa Cinta Allah

Host M Ishaq Shamad menggaris bawahi pentingnya memiliki kesehatan yang baik, sebab ada ungkapan jika anda kehilangan barang, sebenarnya tidak kehilangan apa-apa, tetapi jika sakit, maka anda merasakan kehilangan segalanya, karena hilang tenaga untuk bekerja, beribadah dan melakukan berbagai aktivitas produktif dengan baik.

Selain itu, juga sangat penting memelihara rasa cinta kepada Allah Swt, jika rasa cinta ini dimiliki, maka segala aktivitas yang dilakukan, baik dalam beribadah maupun dalam bekerja akan terasa ringan. “Namun jika tidak ada rasa cinta, maka ibadah dan pekerjaan terasa berat dan banyak mengeluh,” katanya.

Menurutnya, mencintai Allah sangat dianjurkan, agar ibadah puasa yang ditunaikan dan ibadah-ibadah lainnya, akan terasa menyenangkan. Bukankah di dalam salat doa iftitah selalu diucapkan bahwa sesungguhnya salatku, ibadahku, segala urusanku, bahkan hidup dan matiku semuanya untuk Allah Swt.

“Namun dalam keseharian kita, kadang-kadang lupa dengan ucapan doa iftitah tersebut. Dikatakan rasa cinta kepada Allah telah dicontohkan oleh para sufi, di antaranya Al-Gazali dengan konsep makrifah, Rabiah al-Adawiyah dengan konsep mahabbah, dan konsep fana al-Junaid,” tambahnya.

Ustaz Bambang Sampurno menambahkan pentingnya memanfaat momen ramadan tahun ini dengan sebaik-baiknya untuk beribadah dan bekerja keras, kalau perlu waktu tidur dikurangi. Mengingat tahun lalu masjid di lockdown, sehingga aktivitas ibadah di malam hari hanya di rumah. “Namun tahun ini masjid-masjid dibuka untuk ibadah, sehingga mari manfaatkan momentum ramadan tahun ini untuk lebih banyak kegiatan ibadah dan tetap produktif,” harapnya.

Host Dr Nurjannah Abna sangat setuju dengan menebarkan rasa cinta dalam berbagai aktivitas ibadah maupun dalam bekerja. “Namun bagaimana menumbuhkan rasa cinta tersebut agar tetap terpelihara dengan baik, tentu dibutuhkan pengorbanan dan konsistensi dalam beribadah kepada Allah Swt,” jelasnya.