Penunjukan PLT Rektor UNIMAJU Menuai Protes, Ini Kata PWM

MAMUJU, DIKITA.id – Kabar ditunjuknya nama Pelaksana Tugas (PLT) Rektor Universitas Muhammadiyah Mamuju (UNIMAJU) nampaknya tak berjalan mulus.

Kampus yang baru saja melakukan perubahan bentuk dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Muhammadiyah Mamuju menjadi Universitas Muhammadiyah Mamuju ini menuai protes.

Kejadian ini bermula saat ditemukan terpasang sejumlah spanduk hingga coretan disejumlah dinding gedung kampus menyoroti kebijakan pengusulan PLT Rektor yang diinisiasi oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Barat pada Sabtu pagi (03/07).

Dalam spanduk tersebut dituliskan penolakan pengusulan PLT rektor yang dinilai tidak sesuai dengan mekanisme. Disebutkan, Surat Keputusan itu sejatinya dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat bukan Pimpinan Wilayah.

Tak hanya itu, ia juga mengutuk PWM Sulawesi Barat yang dinilai tidak menjaga marwah perserikatan dan meminta agar tidak memanfaatkan agama untuk keserakahan jabatan.

Foto : Spanduk Penolakan PLT Rektor UNIMAJU, Sabtu, (03/07/21).

Menaggapi hal itu, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Barat, Wahyun Mawardi menegaskan, penentuan PLT Rektor Universitas Muhammadiyah Mamuju (UNIMAJU) adalah kewenangan PWM Sulawesi Barat.

“Penentuan PLT Rektor ini adalah kewenangan PWM sebagai perpanjangan tangan Pimpinan Pusat di Wilayah,” kata Wahyun Mawardi.

Ia mengungkapkan, langkah ini diambil agar tidak terjadi kekosongan kepemimpinan di Universitas Muhammadiyah Mamuju dengan menunjuk DR. Muh. Tahir, M.Si sebagai PLT Rektor.

“Sejak berubah bentuk dari Sekolah Tinggi ke Universitas, semua yang menyangkut dengan bentuk lamanya juga sudah berakhir, termasuk para senat juga akan demisioner, itu tertuang dalam peraturan mentri,” terang Wahyun Mawardi.

“Kita ingin ketua STIE itu lanjut jadi PLT Rektor tapi dia tidak bersedia untuk lanjut, dia chat saya beberapa bulan lalu, makanya PWM mencari calon lain,” ungkapnya.

Ia meyayangkan terjadinya miskomunikasi ini. Mestinya kata Wahyun Mawardi, pihak-pihak yang tidak menerima keputusan ini bisa langsung konfirmasi ke kami.

Sementara itu, ditempat berbeda, Ketua STIE Muhammadiyah Mamuju, DR. Muchtar mengungkapkan dirinya tidak pernah menolak menjadi rektor.

“Saya tidak pernah menolak jadi Rektor, karena memang saya belum pernah ditanya soal kesediaan,” jawab Muchtar.

Soal chat yang pernah saya kirimkan ke Ketua PWM itu pada prinsipnya bukan penolakan, itu sudah sangat lama dan hanya bentuk kekecewaan saja, lanjut Muchtar.

Lebih lanjut ia menjelaskan, yang perlu dipertegas adalah persepsi PWM yang menganggap kami demisioner. SK Mendikbud perihal izin perubahan bentuk yang dijadikan dasar bahwa kami sebagai Pimpinan STIE menjadi demisioner adalah hal keliru.

“Saya selaku Ketua STIE di SK kan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, tak ada hubungannya dengan SK Mendikbud tersebut, apalagi SK PLT Rektor dikeluarkan oleh PWM tidak mungkin menggugurkan SK Pimpinan Pusat,” terang Muchtar.

“Tetapi kalau semua mempertahankan persepsinya, maka solusinya sederhana, konsultasikan ke Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Majelis Diktilitbang,” demikian tutup Muchtar.

zul/rfa

image_pdfimage_print
Spread the love

Komentar