Alpukat Idola, Hasil Introduksi Tanaman dari Korea

BINJAI, DIKITA.id – Alpukat saat ini menjadi salah satu buah yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Buah ini memiliki rasa yang nikmat serta manfaat dan nutrisi yang berlimpah sehingga kerap dimanfaatkan sebagai bahan baku minuman hingga produk kecantikan dan kesehatan.

Asal muasal buah Alpukat bukan merupakan tanaman khas dari Indonesia, melainkan berasal dari daratan rendah/tinggi daerah tropis/subtropis Amerika Tengah. Buah ini iperkirakan masuk ke Indonesia pada awal abad ke-XVIII sekitar tahun 1820-1830 dan telah menyebar ke seluruh wilayah Nusantara.

Beragam jenis Alpukat telah meluas di Indonesia dan yang paling banyak diminati saat ini adalah Alpukat unggulan dengan ukuran yang sangat besar serta memiliki daging buah yang tebal.

Salah satunya adalah Alpukat Varietas Idola. Buah Alpukat ini dapat ditemui di Kota Binjai, Sumatera Utara tepatnya di Kelurahan Sumber Karya, Kecamatan Binjai Timur.

Alpukat ini memiliki tekstur yang terbilang cukup unik, bentuknya menyerupai buah pepaya dengan berat mencapai 1,2 kg bahkan lebih. Alpukat Idola ini mempunyai keunggulan kompetitif bila dibandingkan dengan jenis Alpukat lainnya.

Foto : Alpukat Idola, Hasil Introduksi Tanaman dari Korea.

Alpukat Idola ini merupakan hasil introduksi tanaman dari Korea. Introduksi tanaman ini merupakan suatu proses memperkenalkan tanaman dari tempat asal tumbuhnya ke suatu daerah baru. Introduksi tanaman ini memasukkan varietas-varietas tanaman dari luar negeri ke suatu negeri guna menambah keragaman tanaman.

Rahmat salah seorang petani penangkar benih buah-buahan di Kota Binjai bercerita, Alpukat ini pertama kali dibawa oleh seorang WNI keturunan Cina sekitar 15 tahun yang lalu dari Korea bernama Ahui.

Ahui membawa sebanyak 4 buah sebagai oleh-oleh untuk orangtuanya yang berdomisili di Binjai Barat. Namun sebelumnya Ahui menunjukkan buah Alpukat ini kepada Suyanto, salah satu karyawannya. Awalnya Suyanto mengira buah tersebut adalah Pepaya karna bentuk dan ukurannya persis seperti pepaya.

Karna penasaran, Suyanto memintanya satu untuk turut menikmatinya. Namun Ahui tidak hanya memberinya satu buah, melainkan dua buah dan menyuruhnya menanam biji Alpukat tersebut. Dari dua biji yang ditanam, hanya satu pohon yang hidup dan sampai saat ini tanaman Alpukat tersebut sudah berproduksi dengan baik dan merupakan calon Pohon Induk Tunggal (PIT).

Hingga saat ini, Rahmat dipercayakan untuk mengembangkan benih Alpukat Idola ini dan berhasil memperbanyak benih Alpukat sebanyak 200 batang yang ditanam di lahan anggota kelompoknya, yang kemudian akan dijadikan sebagai duplikat PIT.

Ciri ciri buah Alpukat Idola ini berbentuk bundar sampai lonjong, tidak berleher, ujung buah bulat, pangkal buah meruncing dan terdapat cekungan pada pangkal tangkai buah. Warna kulit buah muda hijau, setelah matang berwarna coklat tua, sifat daging buah padat dan tidak banyak air.

Sumber : Intan Bayz